Pages

Selamat Datang dan Jangan Lupa Mengisi Buku Tamu

Selasa, 18 Februari 2014

Janji KIta



            Dibawah ini adalah naskah drama yang saya buat untuk tugas Bahasa Indonesia kelas IX yang bertemakan persahabatan. Jadi, selamat membaca untuk para pembaca.
Janji Kita
                                                                                                Karya : Vikry M.S.
Sebuah kisah yang terjadi di sekolah bernama SMP Negeri Suka Miskin, walaupun nama sekolahnya seperti itu tetapi sekolah tersebut adalah sekolah ternama yang ada di kota. Di sekolah tersebut terdapat 4 orang pelajar yang terkenal karena prestasi dan kepemimpinannya yaitu Evan yang memegang jabatan Ketua OSIS, Azril yang sering sekali mewakili SMP Negeri Suka Miskin dalam lomba IPA, Firza yang memegang jabatan Ketua Paskibra, dan Alfin kapten tim sepak bola SMP Negeri Suka Miskin yang membawa timnya menjuari Liga Pendidikan Indonesia tingkat provinsi. Mereka semua ini sudah bersahabat ketika mereka bertemu di kegiatan mabis.
Saat jam istirahat tiba, seperti biasa mereka berkumpul di kantin.
Evan : (tersenyum lalu berbicara kepada sahabat – sahabatnya yang sedang khusyu menyantap makanan yang mereka beli) Eh, malam ini malam minggu nih. Bagaimana kalau kita main? Itung – itung penyegaran sebelum nanti kita di sibukkan karena menghadapi ujian nasional.
Alfin  : Heleh kamu ini, main apa coba? Main bekel? (tertawa)
Evan  : Lah kamu ini saya ajakin serius geh malah begitu. (mengerutkan dahi, menampakkan kekesalannya)
Firza  : Hayo loh Alfin, Ketua OSIS kita marah. (tertawa)
Evan  : Sudah – sudah jangan di bahas lagi, jadi bagaimana nih mau tidak? Hey Azril jangan makan saja, bagaimana menurutmu?
Azril  : (kaget lalu melihat ke arah Evan) Haisssorry, yasudah aku mau.
Evan  : Azril sudah menjawab, bagaimana dengan kalian berdua?
Alfin & Firza : (serempak menjawab sambil tersenyum) Oke deh!
Evan  : Yang jadi permasalahan, kita main apa dan di rumah siapa?
Azril  : Bagaimana kalau kita bakar – bakaran? Bukan bakar sampah yah maksud saya, tetapi bakar ikan, kita makan – makan tetapi kita buat sendiri. Untuk tempat yah gak usah bingung dirumah saya saja. Oke? (tersenyum)
Evan, Firza, dan Alfin : (serempak menjawab sambil mengacungkan jari keatas) Oke!
Alfin : Yasudah, bagaimana kalau kita sekarang membagi tugas siapa saja yang akan membawa peralatan dan bahan untuk bakar – bakarannya?
Azril : Ah tidak usah, di rumah saya juga sudah ada semuanya.
Alfin : Yang benar?
Evan : Iya tuh zril, apa benar?
Azril  : Iya benar.
Firza : Tapi itukan terlalu merepotkanmu.
Azril  : Tidak apa – apa untuk kali ini mah. (tersenyum)
Firza  : Hmm yasudah terima kasih yah zril.
Evan & Alfin : (serempak menjawab) iya terima kasih yah zril.
Azril  : Iyah sama – sama dan jangan lupa yah pukul 7 malam kalian datang ke rumah saya.
            Percakapan itu pun berakhir bersamaan dengan bel waktu istirahat yang sudah habis berbunyi, mereka semua memasuki kelasnya masing – masing dan melanjutkan jam mata pelajaran yang tersisa sampai bel pulang tiba.
(bel berbunyi, mereka bertemu dahulu sebelum pulang ke rumah masing – masing)
Azril : (tersenyum) Hey jangan lupa yah.
Evan, Firza, dan Alfin : (serempak menjawab sambil tersenyum) Oke deh zril kita janji gak akan lupa!
Azril : Yasudah. (tersenyum lalu meninggalkan mereka bertiga)
Evan : Eh, biar tidak merepotkan dan sebagai tanda terima kasih kepada Azril, bagaimana kalau kita membelikan dia kue?
Firza : Wah, ide bagus tuh.
Alfin : Terus kapan kita membelinya?
Firza : Iya benar, kapan yah?
Evan : Begini saja, bagaimana jika nanti malam pukul setengah 7 kita ketemuan di Toko Kue Sari Rasa?
Alfin : (tersenyum) Oh iya benar – benar tuh.
Evan : Yasudah, saya pulang yah, dah!
Firza & Alfin : (serempak menjawab sambil tersenyum) Dah!
            Evan, Alfin, dan Firza pun pulang ke rumah masing – masing dan akan bertemu kembali nanti malm.
Pukul setengah 7 malam pun tiba.
            (Evan, Alfin, dan Firza pun datang bersamaan ke Toko Kue Sari Rasa)
Evan : Baru datang atau sudah daritadi nih?
Alfin : Oh gak ko.
Firza : Iya gak ko, malahan pas banget kita datang bersamaan.
Alfin : Yasudah yuk kita masuk, nanti kita bisa telat datangnya.
Evan : Yasudah.
            Evan, Alfin, dan Firza pun masuk ke toko tersebut dan beberapa saat kemudian mereka keluar dari toko tersebut dengan membawa satu kotak yang berisikan kue.
Evan : Langsung saja yuk kita cari angkot dan menuju rumah Azril.
Firza : Iya.
            Evan, Alfin, dan Firza lalu naik angkot dan menuju rumah Azril. Namun apa yang terjadi, angkot yang mereka naiki mengalami kecelakaan.
            Lalu pada saat yang bersamaan Azril yang sedang menunggu di Evan, Alfin, dan Firza merasakan perasaan yang tidak enak akan sahabat – sahabatnya.
Azril : (cemas sambil melihat jam) Hmm, kok tumben yah mereka tidak datang tepat waktu. Padahal biasanya mereka tepat sekali, coba saya telepon deh. (mengambil handphone lalu menelpon)
            Azril sudah menelpon Evan, Alfin, dan Firza. Namun, dari semua nomor handphone Evan, Alfin, dan Firza tidak ada yang di angkat. Beberapa saat kemudian ada sms yang masuk ke handphone Azril bahwa Evan, Alfin, dan Firza mengalami kecelakaan. Azril pun langsung menuju rumah sakit tempat Evan, Alfin, dan Firza berada. Namun sesampainya Azril di rumah sakit ternyata Evan dan Firza sudah meninggal tetapi Alfin yang mengalami kecelakaan juga sedang dalam keadaan kritis, Azril pun langsung menemui Alfin.
Azril : (menangis) Apa yang terjadi dengan kalian?
Alfin : (berbicara terbata – bata sambil menitihkan air mata) Hmm, mungkin takdir Allah. Oh iya kita bertiga meminta maaf jika kita tidak bisa menepati janji. Ini pesan saya yang terakhir untukmu, terima kasih sudah menjadi teman kami dan jika kamu menemukan orang yang lebih baik dari kita, kamu sisakan nama kita bertiga di hati kecilmu itu. (menghembuskan nafas terakhir)
            Setelah Alfin menghembuskan nafas terakhirnya, Azril pun menangis dengan sangat kencang. Dia tidak percaya bahwa sahabat – sahabat yang dia sayang telah tiada. Walaupun begitu, dia yang awalnya tidak ikhlas menjadi ikhlas. Dia sadar bahwa semua ini kehendak Allah yang pada dasarnya setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar